Tuesday, 26 March 2013

IBD Cinta Menurut Ajaran Agama



Cinta Menurut Ajaran Agama

Ada yang berpendapat bahwa cinta dapat dipahami dengan mudah tanpa dikaitkan dengan agama. Tetapi dalam kenyataan hidup manusia masih mendambakan tegaknya cintadalam kehidupan ini. Di satu pihak, cinta didengungkan lewat lagu dan organisasi perdamaian dunia, tetapi dipihak lain dalam praktek kehidupan cinta sebagai dasar kehidupan jauh dari kenyataan. Atas dasar ini, agama memberikan ajaran cinta kepada manusia.

Berbagai Bentuk Cinta:

Cinta Diri
            Cinta diri erat kaitannya dengan dorongan menjaga diri. Manusia senang untuk tetap hidup, mengembangkan potensi dirinya, dan mengaktualisasikan diri. Pun ia mencintai segala sesuatu yang mendatangkan kabaikan pada dirinya. Sebailiknya ia membenci segala sesuatu yang menghalanginya untuk hidup, berkembang dan mengaktualisasikan diri. Ia juga membenci segala sesuatu yang mendatangkan rasa sakit, penyakit dan mara bahaya. Al-Quran telah mengungkapkan cinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri ini, kecenderungannya untuk menuntut segala sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi dirinya, dan menghindari dari segala sesuatu yang membahayakan keselamatan dirinya, melalui ucapan Nabi Muhammad SAW, bahwa seandainya beliau mengetahui hal-hal gaib, tentu beliau akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan menjauhkan dirinya dari segala keburukan.
Cinta kepada sesama manusia
            Agar manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia lainnya, tidak boleh tidak ia harus membatasi cintannya pada diri sendiri dan egoismenya. Pun hendaknya, ia menyeimbangkan cintanya itu dengan cinta dan kasih sayang pada orang-orang lain, bekerja sama dengan dan memberi bantuan kepada orang lain. Oleh karena itu, allah ketika memberi isyarat tentang kecintaan manusia pada dirinya sendiri, seperti yang tampak pada keluh kesahnya apabila ia tertimpa kesusahan dan usahanya yang terus menerus untuk memperoleh kebaikan serta kebakhilan dalam memberikan sebagian karunia yang diperolehnya setelah itu allah langsung memberi pujian kepada orang-orang yang berusaha untuk tidak berlebih-lebihan dalam cintanya kepada diri sendiri dan melepaskan diri dari gejala-gejala itu adalah dengan melalui iman, menegakan sholat, memberikan zakat, bersedekah kepada orang-orang miskin dan tak punya, dan menjauhi segala larangan allah.
Keimanan yang demikian ini akan bisa menyeimbangkan antara cintanya kepada diri sendiri dan cintanya pada orang lain dan demikian akan bisa merealisasikan kebaikan individu dan masyarakat.
            Al-Quran juga menyeru kepada orang-orang yan beriman agar saling cinta mencintai seperti cinta mereka pada diri mereka sendiri. Dalam seruan itu sesungguhnya terkandung pengarahan kepada para mukmin agar tidak berlebih-lebihan dala mencintai diri sendiri.

Cinta Seksual
            Cinta erat kaitanya dengan dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang, keserasian dan kerjasama antara suami dan istri. Ia merupakan factor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga :
            Doronga seksual melakukan suatu fungsi penting, yaitu melahirkan keturunan demi kelangsungan jenis. Lewat dorongan seksualah terbentuk keluarga. Dari keluarga terbentuk masyarakat dan bangsa. Dengan demikian bumi pun menjadi ramai, bangsa-bangsa saling kenal mengenal, kebudayaan berkembang dan ilmu pengetahuan dan industry menjadi maju. Islam mengakui dorongan seksual dan tidak mengingkarinya. Jelas dengan sendirinya ia mengaku pula cinta seksual yang menyertai dorongan tersebut. Sebab ia merupakan emosi alamiah dalam diri manusia yang tidak diingkari. Tidak ditentang atupun ditekannya. Yang diserukan islam hanyalah pengendalian dan penguasaan cinta ini, lewat pemenuhan dorongan tersebut dengan cara yang sah, yaitu dengan perkawinan.

Cinta Kebapakan
            Meningat bahwa antara ayah dengan anak-anaknya tidak terjaln oleh ikatan-ikatan fisiologis seperti yang menghubungkan si ibu dengan anak-anaknya, maka para ahli jiwa modern berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan fisiologis seperti halnya dorongan keibuan, melainkan dorongan phikis. Dorongan ini Nampak jelas dalam cinta bapak kepada anak-anaknya, karena mereka sumber kesenangan dan kegembiraan baginya. Sumber kekuatan dan kebanggaan, dan merupakan factor penting bagi kelangsungan peran bapak dan kehidupan dan tetap terkenangnya dia setelah meninggal dunia. Ini terlihat jelas dalam doa zakaria as, yang memohon pada allah semoga ia dikarunia seorang anak yang akan ewarisinya dan mewarisi keluarga ya’qub .

Cinta kepada allah
            Puncak cinta manusia, yang paling bening, jernih dan spiritual ialah cintanya kepada allah dan kerinduannya kepada-nya. Tidak hanya dalam shalat, pujian dan doannya saja, tetapi juga dalam semua tindakan dan tingkah lakunya. Semua tingkah laku dan tindakannya ditujukan kepada allah, mengharapkan penerimaan dan ridha-nya.
            Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada allah akan membuat cinta itu menjadi kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupannya dan menundukan semua bentuk kecintaan lainya. Cinta ini pun akan membuatnya menjadi seorang yang cinta pada sesama manusia, hewan, semua makhluk allah da seluruh alam semesta. Sebab dalam pandangannya semua wujud yang ada di sekelilingnya mempunyai manifestasi dari tuhannya yang membangkitkan kerinduan-kerinduan spiritualnya dan harapan kalbunya.

Cinta Kepada Rasul

            Cinta kepada rasul yang diutus allah sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta, menduduki peringkat ke dua setelah cinta kepada allah. Ini karena rasul merupakan ideal sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagi sifat luhur lainnya.
Seorang mukmin yang benar-benar beriman dengan sepenuh hati akan mencintai rasullullah yang telah menanggung derita dakwah islam, berjuang dengan penuh segala kesulitan sehingga islam tersebar di seluruh penjuru dunia, dan membawa kemanusian dari kekelaman kesesatan menuju cahaya petunjuk.

Ayat-Ayat Al-Qur’an Tentan Cinta

      1.      Diantara gejala yang menunjukan kecintaan manusia terhadap dirinnya sendiri ialah kecintaannya yang sangat terhadap harta, yang dapat merealisasikan semua keinginannya dan memudahkan baginya segala sarana untuk mencapai kesenangan dan kemewahan hidup. (QS, al.”Adiyat, 100:8)
 
      2.      Diantara gejala lain yang menunjukan kecintaan manusia terhadap dirinya sendiri ialah permohonannya yang terus menerus agar dikaruniai harta, kesehatan dan berbagai kebaikan dan kenikmatan hidup lainnya. Dan apabila ia tertimpa bencana, keburukan atau kemiskinan, ia merasa putus asa dan mengira ia tidak akan bisa memperoleh karunia lagi (QS, Fushilat, 41:49)

      3.      Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-nya ialah dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya dan dijadikan-nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi yang berpikir. (QS,Ar-Rum, 30:21)

      4.      Ia berkta : “ya tuhanku,sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada engkau, ya tuhanku. Dan sesungguhnya aku hawatir terhadapmawaliku sepeninggalku, sedang istriku adalah seorang yang mandul, maka anugrahkan aku dari sisi enkau seorang putra, yang akan mewarisi aku dan keluargaku ya’qub; dan jadikanlah ia, ya tuhanku, seorang yang diridhai : QS, Maryam, 19:4-6)

      5.      “….Dan nuh memanggil anaknya – sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil : “hai anakku, naiklah (kekapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama-sama orang-orang yang kafir”.(QS, Yusuf,12:84)

No comments :

Post a Comment