Tuesday 2 April 2013

IBD Renungan



RENUNGAN


Teori-Teori Dalam Renungan

            Renungan berasal dari kata renung; artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori. Teori-teori itu ialah : teori pengukngkapan, teori metafisik dan teori psikilogik.

1). Teori pengungkapan
            Dalil dari teori ini ialah bahwa “art is an expression of human feeling” (seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia ). Teori ini terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh seorang senimam ketika menciptakan suatu karya seni.

            Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf italia Benedeto Croce (1886 – 1952) dengan karyawannya yang telah diterjemahkan kedalam bahasa inggris “aesthetic as science of Expresion and general Linguistic”. Beliau antara lain menyatakan bahwa “art is expression of impressions” ( seni adalah pengungkapan dari kesan-kesan) Expression adalah sama dengan intuition. Dan intuisi adalah pengetahuan intuitif yang diperoleh melalui penghayatan tentang hal-hal individual yang mengasilkan gambaran angan-angan (images). Dengan demikian pengungkapan itu berwujud perbagai gambaran angan-angan seperti misalnya images warna, garis dan kata. Bagi seorang pengungkapan berarti menciptakan seni dalam dirinya tanpa perlu adanya kegiatan jasmaniah keluar. Pengalaman estetis seorang tidak lain adalah ekspresi dalam gambaran angan-angan.


2). Teori Metafisik

            Teori seni yang bercorak metafisis merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari plato yang karya-karya tulisanya untuk sebagian membahas estetik filsafat, konsepsi keindahan dan teori seni. Mengenal sumber seni plato mengemukakan sesuatu teori peniruan (imitation theory). Ini sesuai dengan metafisika plato yang mendalikan adanya dunia ide pada taraf yang tertinggi sebagai realita ilahi. Pada taraf yang lebih rendah terdapat realita dunia ini yang merupakan cerminan semu dan mirip realita ilahi itu. Dan karya seni yang dibuat manusia hanyalah merupakan mimemis (tiruan) dari realita duniawi sebagai contoh Plato mengemukakan ide ke-ranjang yang abadi, asli dan indah sempurna ciptaan tuhan, kemudian dalam dunia ini tukang kayu membuat ranjang dari kayu yang merupakan ide tertinggi ke-ranjanganan itu. Dan akhirnya seniman meniru ranjang kayu itu dengan menggambarkannya dalam sebuah lukisan. Jadi karya seni adalah tiruan dari suatu tiruan lain sehingga bersifat jauh dari kebenaran atau dapat menyesatkan. Karena itu seniman tidak mendapat tempat sebagai warga dari Negara republic yang ideal menurut plato.


3). Teori Psikologis

            Teori-teori metafisis dari filsuf yang bergerak diatas taraf manusiawi dengan konsepsi-konsepsi tentang ide tertinggi atau kehendak semesta umumnya tidak memuaskan, karena terlampau abstrak dan spekulatif. Sebagai ahli estetik dalam abad modern menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiranpenciptannya dengan menggunakan metode-metode psikologis. Misalnya berdasarkan psikoanalisa dikemukakan teori bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman. Sedang karya seninya itu merupakan bentuk terselubung atau diperhalus yang diwujudkan keluar dari keinginan-keinginan itu.

No comments :

Post a Comment