KESERASIAN
Teori-Teori Keserasian
1). Teori Objektif dan
Teori Subyektif
The Liang Gie dalam bukunya garis besar estetika
menjelaskan, bahwa dalam mencipta seni ada dua teori yakni teori objektif dan
teori subyektif.
Salah satu persoalan pokok dari teori keindahan adalah
mengenai sifat dasar dari keindahan. Apakah keindahan merupakan sesuatu yang
ada pada benda indah atau hanya terdapat dalam alam pikiran orang yang
mengamati benda tersebut. Dari persoalan-persoalan tersebut lahirlah dua
kelompok teori yang terkenal sebagai teori obyektif dan teori subyektif.
Pendukung teori obyektif adalah plato, hegel dan bemard
bocanquat, sedangkan pendukung teori subyektif ialah henry home, earlof
shaffesbury dan Edmund burke.
Teori obyektif berpendapat, bahwa keindahan atau
ciri-ciri yang menciptakan nilai estetik adalah sifat (kualita) yang memang
telah melekat pada bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang
mengamatinya.
Teori subyektif menyatakan bahwa ciri-ciri yang
menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam
diri seseorang yang mengamati sesuatu benda. Adalanya keindahan semata-mata
tergantung pada pennerapan dari si pengamat itu.
Yang tergolong teri subyektif ialah yang memandang
keindahan dalam suatu hubungan diantara suatu benda dengan alam pikiran
seseorang yang mengamatinya seperti misalnya yang berupa menyukai atau
menikmati benda itu.
2). Teori Perimbangan
Teori obyektif memandang keindahan sebagai suatu kwalita
dari benda-benda, kwalita bagaimana yang menyebabkan sesuatu benda disebut
indah telah dijawab oleh bangsa Yunani Kuno dengan teori perimbangan yang
bertahan sejak abad 5 sebelum masehi sampai abad 17 di eropa. Sebagai contoh
bangunan arsitektur Yunani kuno yang berupa banyak tiang besar.
Teori perimbangan tentang keindahan dari bangsa yunani
kuno dulu dipahami pula dalam arti yang lebih terbatas, yakni secara kualitas
yang diungkapkan dengan angka-angka. Kendahan dianggap sebagai kualita dari
benda-benda yang disusun (yakni mempunyai bagian-bagian) Hubungan dari
bagian-bagian yang mencipptakan keindahan dapat dinyatakan sebagai perimbangan
atau perbandingan atau perbandingan angka-angka.
Teori perimbangan berlaku dari abad ke-5 sebelum masehi
sampai abad ke-17 masehi selama 22 abad. Teori tersebut runtuh karena desakan
dari filsafat empirisme dan aliran-aliran termasuk dalam seni. Bagi mereka
keindahan hanyalah kesan yang subyektif sifatnya. Keindahan hanya ada pada
pikiran orang yang menerangkannya dan setiap pikiran melihat suatu keindahan
yang berbeda-beda. Para seniman romantic umumnya berpendapat bahwa keindahan
sesunggunhnya tercipta dari tidak adanya keteraturan, yakni tersusun dari daya
hidup, penggambaran, pelimpahan dan pengungkapan perasaan, karena itu tidak
mungkin disusun teori umum tentang keindahan.
No comments :
Post a Comment